Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritaDaerah

SEJARAH Hotel Flores Surabaya Milik Letnan Moch Achijat, Satu Sel dengan Kusni Kasdut di Rutan Lowokwaru Malang

5
×

SEJARAH Hotel Flores Surabaya Milik Letnan Moch Achijat, Satu Sel dengan Kusni Kasdut di Rutan Lowokwaru Malang

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

SURABAYA, Detiksatu.id – Selama Moch Achijat dipenjara di Lowokwaru, Malang pengamanan terhadap Achijat sangat ketat.

Corps Polisi Militer (CPM) selalu di samping Achijat saat keluarga maupun rekannya membesuk.

Example 300x600

Bahkan, tak jarang CPM pun mendengarkan percakapan Achijat saat dibesuk.

Langkah ini dilakukan karena Achijat merupakan tahanan politik yang harus diwaspadai karena tuduhan menggerakkan massa demo di Jakarta maupun tuduhan pembunuhan kepada Presiden Soeharto ketika itu.

Anak ketujuh Achijat, Nurmansyah menjelaskan, di penjara, bapaknya tersebut ditempatkan satu sel bersama dengan Ignatius Waluyo atau lebih dikenal dengan nama Kusni Kasdut.

Kusni Kasdut merupakan tokoh pejuang kemerdekaan yang akhirnya menjadi perampok 11 permata di Museum Gajah atau saat ini lebih populer dengan nama Museum Nasional di tahun 1961.

“Jadi bapak saya jadi satu sel dengan bersama Kusni Kasdut yang merupakan tokoh sesama pejuang. Karena dianggap bisa memberikan ketenangan bagi Achijat,” ujar Nurmansyah kepada Awak Media.

Lebih lanjut dia menjelaskan, ketika awal masuk di penjara Lowokwaru Malang Achijat kerap marah-marah. Hingga membuat penghuni sel lainnya pun was-was.

“Bapak saya juga pernah ribut dengan komandan CPM di penjara, yaitu Kapten Sulaiman yang paling ditakuti oleh semua penghuni sel juga sipir penjara. Keributan itu dipicu lantaran perlakuan komandan CPM ke tahanan subversif,” ungkapnya.

Namun tak berlangsung lama, keduanya akhirnya berteman akrab.

Banyak kelonggaran yang diberikan oleh kapten Sulaiman kepada tahanan subservif.
“Dari pertikaian keduanya akhirnya menjadi teman yang baik. Bahkan, bapak saya meminta bantuan Kapten Sulaiman agar mengawasi dan menitipkan anak-anak bapak di rumah kapten Sulaiman,” ujar Nurmansyah.

Sementara itu, Nurmansyah juga menyebut selama ditinggal Achijat di dalam penjara, operasional hotel tetap berjalan. Dibawah pengelolaan keluarga dari Achijat.

Mulai dari anak maupun istri. Bahkan pembangunan hotel di Juanda kala itu juga masih berjalan, hingga akhirnya tidak tuntas dan dijual kepada rekan Achijat. (Afbs)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *