Luhut menyampaikan usai masa pemilihan umum (pemilu) 2024 selesai dilaksanakan maka proyek pembangunan pabrik petrokimia di Kaltara oleh China akan dilanjutkan kembali. “Kemarin walaupun Tiongkok dan semua dunia menghadapi ekonomi yang sulit tapi mereka sampaikan petrochemical di Kaltara angkanya mereka sudah dikasih green light untuk masuk ke Indonesia tinggal kita tunggu jangan sampai ada macam2 lagi kedepannya,” ungkap Luhut
Lanjut Luhut pabrik raksasa itu akan tetap dibangun di Indonesia diikuti dengan proyek-proyek lainnya. Misalnya, proyek hilirisasi dari stainnless steel atau baja nirkarat.
“Pabrik petrochemical tetap akan dibangun juga tetap dilanjutkan dan begitu juga banyak proyek lain misalnya downstreaming dari stainless steel yang menjadi garpu, sendok, jarum suntik, dan sebagainya,” tambah dia.
Luhut juga mengatakan bahwa nantinya akan ada sebuah kawasan khusus perindustrian hingga Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dibangun di Kaltara.
“Itu mereka sudah minta ingin masuk dan kita akan bikin kawasan khusus untuk ini sehingga UMKM itu juga akan mendaapt peluang juga untuk nanti ada di situ,” tandasnya.
Sebelumnya, Presiden RI Jokowi mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia tengah menggenjot transisi energi, salah satu yang diupayakan adalah dengan membangun Green Industrial Park seluas 30 ribu hektar di Kalimantan Utara.
“Indonesia juga sedang membangun Green Industrial Park seluas 30 ribu hektare,” ujarnya dalam akun Instagram resmi @jokowi, Jumat (17/11/2023).
Dengan begitu, Jokowi mengajak para pengusaha asing untuk menanamkan modal di Indonesia lantaran pembangunan tersebut membutuhkan investasi, pengetahuan, dan teknologi terkini.
“Untuk pengembangannya dibutuhkan investasi, pengetahuan, teknologi terkini untuk menghasilkan nilai tambah sekaligus menyejahterakan masyarakat secara berkelanjutan,” tambahnya.
Berikut beberapa mega proyek yang akan dibangun di Kawasan Industri di Kaltara ini:
1. Pabrik petrokimia 2. Smelter Alumina
Fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) alumina dengan kapasitas 3 juta ton akan dibangun di kawasan industri ini.
3. Pabrik Besi dan Baja
Rencananya akan dibangun pabrik besi dan baja (iron and steel) dengan kapasitas 5 juta ton per tahun.
4. Pabrik Baterai Kendaraan Listrik 5. Industrial and Polycristalline Silicon
Rencananya juga akan dikembangkan pabrik polycristalline silicon dengan kapasitas 1,4 juta ton.
Pabrik petrokimia di Kawasan Industri Kaltara ini rencananya akan menjadi pabrik petrokimia terbesar di Indonesia, dengan kapasitas mencapai 4×16 juta ton per tahunnya.
Pabrik baterai untuk kendaraan listrik maupun pembangkit berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) akan dibangun dengan kapasitas 265 Giga Watt hour (GWh).