BOLMUT – Ratusan tenaga honorer atau Tenaga Harian lepas (THL) di RSUD BOLMUT, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara berencana melakukan mogok kerja akibat ketidakpastian pembayaran gaji dan jasa mereka. Aksi tersebut sangat berpotensi melumpuhkan layanan kesehatan di RSUD Bolaang Mongondow Utara.
Untuk dokter honorer sudah dipastikan akan berhenti bekerja, sementara tenaga kesehatan lainnya masih dalam tahap pembahasan.
“Untuk dokter-dokter sudah pasti mogok kerja, sedangkan tenaga kesehatan lainnya masih berunding,” ujar salah satu nakes, Kamis (06/02/2025).
Di RSUD Bolaang Mongondow Utara memiliki lebih dari 180 tenaga honorer, sedangkan jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN), baik PNS maupun PPPK, sekitar 170 orang.
Salah satu pemicu mereka mogok kerja, dikarenakan ketidakpastian pembayaran gaji untuk bulan Januari dan Februari, serta kekhawatiran nasib tenaga honorer setelah aturan baru yang menghapus tenaga harian lepas (THL) mulai berlaku sejak 1 Januari 2025.
“Kalau untuk gaji katanya masih diusahakan, tapi sejauh ini belum ada kepastian. Sementara, kami yang terancam dirumahkan masih menunggu keputusan dari pemerintah daerah, mungkin besok atau Senin,” ungkapnya.
Meski beberapa tenaga honorer telah menandatangani kontrak baru, mereka tetap mengeluhkan rendahnya jasa yang diterima.
“Kalau gaji Januari-Februari tidak bisa dicairkan, kami terpaksa berpikir ulang untuk tetap bekerja. Peluangnya 50:50, karena sesuai aturan, per 1 Januari THL sudah dihapus,” tambahnya.
Apabila seluruh tenaga honorer sepakat untuk mogok, maka untuk layanan kesehatan di RSUD Bolaang Mongondow Utara berpotensi lumpuh total, mengingat mereka sangat diperlukan untuk menopang sebagian besar operasional rumah sakit.
Untuk saat ini, masyarakat menanti kejelasan langkah Pemerintah Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dalam menyelesaikan permasalahan, sebelum berdampak semakin luas terhadap pelayanan kesehatan.