Minggu pagi di Poso, Sulawesi Tengah, berubah menjadi momen penuh kepanikan ketika gempa berkekuatan magnitudo 5,8 mengguncang daerah itu. Guncangan kuat yang berlangsung sekitar 15 detik membuat warga di Kecamatan Poso Pesisir, termasuk Desa Masani, Tokorondo, Towu, Pinedapa, Tangkura, dan Lape, berhamburan keluar rumah mencari tempat aman.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa utama terjadi pada pukul 05.38 WIB dengan pusat gempa di laut, 13 kilometer barat laut Kota Poso pada kedalaman 10 kilometer. Hingga pukul 07.10 WIB, BMKG melaporkan sudah ada 10 gempa susulan, dengan kekuatan terbesar magnitudo 3,2. Meski demikian, hasil pemodelan menunjukkan gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Namun, dampaknya cukup signifikan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan 29 orang mengalami luka-luka, dua di antaranya dalam kondisi kritis dan dirujuk ke RSUD Poso. Enam orang lainnya mendapat perawatan di Puskesmas Tokorondo, sementara sisanya ditangani langsung oleh tim medis di lokasi. Sebuah rumah ibadah, Gereja Jemaat Elim di Desa Masani, juga dilaporkan rusak akibat guncangan.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah mencatat 433 jiwa atau 184 kepala keluarga terdampak gempa, terdiri atas lansia, balita, dan penyandang disabilitas. Banyak warga memilih bertahan di luar rumah karena masih dihantui gempa susulan. Kebutuhan mendesak saat ini meliputi tenda, alas tidur, selimut, makanan siap saji, hingga perlengkapan bayi.
Kepala BNPB, Suharyanto, menegaskan pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mempercepat penanganan darurat, termasuk mendirikan tenda dan menyalurkan obat-obatan. Ia mengimbau masyarakat tetap tenang, waspada, serta menghindari bangunan retak yang berpotensi roboh.
BMKG mengingatkan agar informasi hanya diikuti dari sumber resmi. Masyarakat juga diimbau menyiapkan tas siaga berisi kebutuhan pokok sebagai langkah antisipasi.
Peristiwa ini kembali mengingatkan bahwa Sulawesi Tengah berada di wilayah rawan gempa. Namun di balik kepanikan, solidaritas warga terlihat nyata: saling membantu, menolong, dan memastikan keluarga serta tetangga dalam keadaan selamat.
(Redaksi)