Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Opini

Catatan Harian Seorang Penikmat CFD-BCM: Tentang Trust, Habit, dan Experience yang Menjadi Nyawa Pasar Rakyat

19
×

Catatan Harian Seorang Penikmat CFD-BCM: Tentang Trust, Habit, dan Experience yang Menjadi Nyawa Pasar Rakyat

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Detiksatu.id // Opini – Oleh: Penikmat CFD-BCM

Banyuwangi – Pagi ini Minggu 20 Juli 2025, seperti biasa saya menyusuri Taman Blambangan. Udara masih segar, langkah-langkah pelari sudah mulai ramai, dan dari kejauhan terdengar alunan musik akustik pelan dari salah satu sudut lapak di CFD-BCM. Aroma kopi seduh dan makanan khas UMKM mulai membumbung di udara. Saya duduk sebentar di bangku taman, memandang keramaian yang akrab. Ini bukan hanya tentang jual beli, ini tentang suasana yang menyatu dengan jiwa kota.

Example 300x600

Tapi pagi itu berbeda. Ada bisik-bisik tentang rencana relokasi. Sebagai penikmat setia CFD-BCM, saya merasa resah. Bukan karena takut perubahan, tapi karena saya tahu—dan saya alami langsung—bahwa apa yang dibangun di CFD-BCM bukan sekadar lapak dagang. Di sana ada kekuatan senyap yang tak kasat mata, tapi sangat terasa: kepercayaan, kebiasaan, dan pengalaman.

Saya percaya pada Novian Nunoxs Kopi Banyuwangi, barista kopi seduh di mobile coffee MOCAnya yang kini jadi salah satu ikon CFD-BCM. Saya tahu biji kopi yang ia gunakan dari kopi pilihan, ia meracik dengan tangan sendiri. Setiap minggu melihat pelanggan tetapnya datang, tanpa ragu, memesan menu yang sama. Ini bukan soal kopi semata, tapi TRUST—KEPERCAYAAN yang lahir dari hubungan personal yang terjalin bertahun-tahun.

Di CFD-BCM, kepercayaan itu terasa di setiap lapak. Pelanggan mengenal penjualnya. Tak jarang mereka saling menyapa, berbagi kabar, bahkan sekadar menanyakan kabar anak. Inilah kekuatan yang tidak bisa dibeli, tidak bisa dibangun hanya dalam sebulan. Kalau kemudian mereka dipindah begitu saja ke tempat yang asing dan kaku, bagaimana mungkin kepercayaan ini bisa terjaga?

Setiap akhir pekan, saya menjadikan Taman Blambangan dan CFD-BCM sebagai rutinitas. Setelah jalan pagi bersama istri, saya mampir. Kadang sarapan, kadang hanya melihat-lihat produk kreatif, kadang membeli oleh-oleh buatan tangan. Tapi yang pasti, saya datang bukan karena perlu—tapi karena ingin.

CFD-BCM sudah menjadi HABIT. Sebuah kebiasaan yang menyatu dalam ritme hidup warga kota. Di sekitarnya, ada pasar induk, ada pusat olahraga, ada jalur pantai Boom. Semuanya saling menopang, membentuk pola pergerakan warga yang tidak bisa sembarangan diubah.

Saya membayangkan, jika tempat ini benar-benar dipindah ke lokasi baru tanpa proses yang matang, maka kebiasaan ini bisa putus. Saya mungkin tak lagi datang. Atau setidaknya, datang tanpa rasa yang sama. Kebiasaan yang dibentuk bertahun-tahun bisa lenyap begitu saja hanya karena salah dalam mengambil keputusan.

Bagi saya, CFD-BCM adalah salah satu ruang publik paling hidup di Banyuwangi. Saya tidak merasa sedang berada di pasar. Saya merasa sedang berada di ruang sosial yang kreatif. Anak-anak bermain, ibu-ibu berbelanja, musisi lokal memainkan lagu, dan para pengrajin memamerkan hasil karya dengan bangga. EXPERIENCE atau PENGALAMAN seperti ini tidak bisa didesain dengan brosur atau spanduk. Ia tumbuh dari atmosfer, dari relasi manusia, dari konsistensi suasana.

Saya menikmati pengalaman itu, karena saya menjadi bagian darinya. Bukan hanya pengamat, saya adalah pelaku—pelaku pengalaman sosial yang terbentuk dari interaksi di ruang ini. Dan sangat percaya, ribuan orang merasakan hal yang sama.

Apa yang saya rasakan mungkin juga dirasakan oleh warga lainnya. CFD-BCM telah menjadi magnet pasar rakyat, bukan hanya karena produk yang dijual, tapi karena atmosfer yang hidup. Banyuwangi boleh berbangga dengan branding pariwisatanya, tapi bagi saya, magnet kota ini bukan hanya festival besar atau destinasi wisata, tapi juga ruang-ruang kecil seperti CFD-BCM yang hangat dan membumi.

Saya pernah mendengar wisatawan luar kota bilang, “Seru ya CFD-nya, beda sama kota kami.” Mereka datang karena baca review di media sosial, lalu membuktikan sendiri. Hotel-hotel pun mulai memasukkan CFD-BCM dalam rekomendasi destinasi akhir pekan. Ini berarti ekosistem ini telah berdampak luas. Maka, menghilangkan atau merelokasi tanpa pertimbangan matang sama saja dengan merobohkan jembatan sosial yang sudah terbentuk.

Saya bukan siapa-siapa, bukan pelaku usaha di sana. Saya hanya seseorang yang setiap minggu datang, membeli, berbincang, dan menikmati suasana. Tapi justru karena bukan bagian langsung dari pelaku, saya bisa melihat dengan jernih. Bahwa yang sedang tumbuh di CFD-BCM bukan hanya ekonomi, tapi juga harapan. Harapan dari rakyat kecil yang membesarkan kota ini dengan cara mereka sendiri.

Kalau CFD-BCM dipindahkan tanpa perasaan, maka yang hilang bukan cuma lapak, tapi nyawa dari pasar rakyat itu sendiri. Dan saya khawatir, jika itu terjadi, kota ini akan kehilangan sebagian dari rohnya yang paling murni.

Catatan ini saya tulis sebagai warga, sebagai penikmat, dan sebagai saksi bisu kekuatan kecil yang tumbuh di jantung kota. Semoga ia tak padam oleh kesibukan kebijakan yang lupa mendengar detak nadi rakyatnya.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *