Jakarta, Detiksatu.id –26 September 2925- Pernyataan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) yang menyebut kasus keracunan makanan bermerek MBG masih dianggap wajar karena hanya sekitar 4.000 kasus dari 1 miliar porsi, menuai kritik keras dari berbagai pihak.
Ketua Umum Perkumpulan Wartawan Fast Respon Nusantara (PW.FRN) Counter Polri, Agus Flores, dengan tegas menolak cara pandang tersebut. Menurutnya, keselamatan manusia tidak bisa dipandang sebatas angka statistik, melainkan menyangkut hak fundamental rakyat untuk mendapatkan jaminan kesehatan dan perlindungan dari negara.
“Manusia ini bro, bukan kelinci percobaan. Satu nyawa saja berharga, apalagi jika sudah ribuan yang menjadi korban keracunan. Negara wajib hadir melindungi rakyat, bukan sekadar membuat perbandingan angka yang seolah menormalisasi penderitaan masyarakat,” tegas Agus Flores dalam keterangannya.
PW.FRN menilai, pemerintah dan lembaga terkait harus mengambil langkah serius untuk mengevaluasi sekaligus memperketat pengawasan terhadap produk makanan yang beredar di pasaran. Tidak cukup hanya dengan alasan persentase kecil untuk menutupi fakta adanya ribuan korban.
Agus Flores juga mengingatkan, keselamatan dan kesehatan publik adalah amanah konstitusi yang harus dijaga, bukan bahan untuk justifikasi.
“Pemerintah jangan sampai terkesan abai. Rakyat berhak atas makanan yang aman, sehat, dan layak konsumsi. Jangan sampai kasus ini dianggap sepele, karena menyangkut kepercayaan publik terhadap negara,” tambahnya.
PW.FRN berkomitmen untuk terus mengawal isu-isu kemanusiaan, termasuk kasus keracunan massal, agar suara masyarakat kecil tetap terdengar dan mendapat perhatian serius dari para pemangku kebijakan.
(Red)