Palu, 30 Agustus 2025- Ketua Umum Perkumpulan Wartawan Fast Respon Nusantara (PW.FRN) Counter Polri, Agus Flores, menggemparkan publik Sulawesi Tengah. Dalam kunjungannya ke Palu, Agus menegaskan bahwa dirinya tidak hanya datang untuk menyoroti maraknya tambang ilegal, tetapi juga mendorong dibukanya kembali kasus penembakan berdarah yang terjadi delapan bulan lalu.
Kasus tersebut menewaskan seorang warga dan diduga melibatkan oknum polisi yang merupakan anak dari salah satu orang berpengaruh di tubuh Polri. Namun, hingga kini, kasus itu terkesan dibungkam.
“Jangan kira kedatangan saya ke Sulteng cuma soal tambang ilegal. Ada nyawa rakyat yang hilang delapan bulan lalu. Keluarga korban menjerit mencari keadilan. Saya dengar kuat dugaan ada oknum polisi, anak pejabat tinggi Polri, terlibat langsung. Kenapa kasus ini diam-diam dikubur?!” tegas Agus Flores dengan nada geram.
Agus menyebut, jika Polri terus menutup mata, PW.FRN siap mengawal persoalan ini hingga ke Mabes Polri, Komnas HAM, bahkan Presiden RI. Menurutnya, hukum tidak boleh diperalat untuk melindungi nama besar tertentu.
“Kalau hukum cuma tajam ke bawah tapi tumpul ke atas, bangsa ini akan hancur. Tidak ada yang kebal hukum, sekalipun itu anak petinggi Polri. Kasus ini harus dibuka lagi, biar publik tahu siapa sebenarnya dalang di balik penembakan itu,” tegasnya.
Agus Flores menegaskan, PW.FRN akan mengerahkan kekuatan penuh, termasuk jaringan wartawannya di seluruh Indonesia, untuk memantau perkembangan kasus ini.
“Jangan main-main dengan nyawa rakyat! Jangan main-main dengan keadilan! Kami di PW.FRN akan terus bersuara, sampai kasus ini benar-benar tuntas,” tandas Agus Flores.
Selain mendesak penuntasan kasus penembakan, Agus juga kembali menyoroti praktek tambang ilegal di Sulawesi Tengah yang diduga dilindungi oleh sejumlah oknum aparat. Menurutnya, penegakan hukum di Sulteng harus dibersihkan dari kepentingan kelompok tertentu.
(redaksi)
