Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritaPOLRI

Sejarah Singkat Kakek dan Ayah Agus Flores Di Polri, Sempat Menempuh AKABRI 1967

1977
×

Sejarah Singkat Kakek dan Ayah Agus Flores Di Polri, Sempat Menempuh AKABRI 1967

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Palu – Dalam sejarah panjang bangsa Indonesia, peran aparat keamanan sangatlah krusial dalam menjaga keutuhan NKRI.

Salah satu kisah yang jarang terdengar adalah perjuangan Andrias Ade Purn., seorang polisi asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang pernah memimpin 40 pasukan asal daerahnya dalam misi penting di Kalimantan dan Sulawesi.

Example 300x600

Pada masa itu, Indonesia tengah menghadapi berbagai pemberontakan bersenjata, salah satunya Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) yang dipimpin oleh Kahar Muzakar.

Dalam upaya menumpas gerakan ini, Andrias Ade Purn. mendapat tugas khusus untuk mengeksekusi Rasyit, seorang tokoh DI/TII.

Dengan keahliannya sebagai sniper, ia berhasil menuntaskan misi dengan satu tembakan tepat di dahi.

Keahliannya dalam menembak tidak hanya terasah dalam tugas negara, tetapi juga menjadi kegemaran saat pensiun, di mana ia sering berburu babi hutan.

Pengabdian kepada negara tidak berhenti di generasi kakek. Ayah penulis juga sempat menapaki jalan sebagai prajurit dengan bergabung dalam AKABRI Angkatan 2 tahun 1967.

Namun, nasib berkata lain. Sebuah insiden saat latihan jatuh dan patah tulang akibat salah melompat dari mobil pasukan membuatnya harus mengakhiri perjalanan di akademi militer.

Meskipun demikian, ia tetap memiliki pengaruh besar, terutama di Besuki, Jawa Timur. Sebagai cucu kesayangan Mbah Sumo, ia tetap dihormati dan mendapatkan tempat di lingkungan para perwira tinggi. Setelah keluar dari AKABRI, ia melanjutkan pengabdian dengan bekerja di Adikarya, perusahaan milik BUMN.

Meski belum beruntung menjadi anak seorang jenderal, penulis tetap bersyukur karena masih diakui sebagai adik asuh oleh beberapa jenderal polisi di Indonesia. Hal ini menjadi kebanggaan tersendiri, menunjukkan bahwa semangat pengabdian dan nasionalisme tidak selalu diukur dari pangkat, tetapi juga dari kontribusi nyata bagi bangsa.

Ayahnya diterima di AKABRI dengan ijazah STM dan menjalani pendidikan di Sukabumi, Jawa Barat.

Namun, perjalanan hidupnya membawanya ke jalur lain yang tetap memiliki dampak besar bagi lingkungan sekitarnya.

Penulis merasa bahwa darah perjuangan dari kakek dan ayahnya terus mengalir dalam dirinya, menumbuhkan kecintaan yang mendalam terhadap negeri ini. Sebuah warisan yang tidak hanya berupa sejarah keluarga, tetapi juga semangat untuk terus berkontribusi bagi Indonesia.

 

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *