Bangka Belitung — Ketua Umum Perkumpulan Wartawan Fast Respon Nusantara (PW.FRN) dan Counter Polri, Agus Flores, melontarkan pernyataan paling keras terkait kekacauan hukum dan dugaan keterlibatan oknum aparat berbintang dalam bisnis tambang ilegal di Bangka Belitung.
Agus mengungkapkan bahwa kondisi di lapangan bukan lagi sekadar rawan, tetapi mengarah pada situasi negara yang kalah dari mafia tambang.
“Saya jujur tidak sanggup lama-lama di Bangka Belitung. Di sana bukan jaksa yang turun, yang turun justru PM TNI. Polisi saja ditodong kalau masuk lokasi tambang ilegal, apalagi saya. Nyawa saya bisa melayang kapan saja,” tegasnya.
Ia menyebut bahwa kekuatan yang bermain sudah berada pada level oknum jenderal berbaret yang diduga menjadi beking operasi tambang timah ilegal.
“Ini permainan kelas berat. Mereka pakai seragam, pakai baret, tapi mainnya di belakang. Setoran mereka masuk ke PT Timah dan MSP. Negara benar-benar dihancurkan dari dalam,” ungkap Agus.
“Negara Tidak Boleh Kalah. Presiden Harus Bongkar Jenderal-Jenderal di Belakang Mafia Ini!”
Dalam pernyataannya, Agus menegaskan bahwa satu-satunya pihak yang mampu membuka permainan besar ini hanyalah Presiden Prabowo Subianto.
“Saya harap Presiden Prabowo membuka siapa jenderal di belakang semua ini. Mafia berbaju loreng dan berbaret sudah kelewat batas. Kalau presiden tidak turun tangan, Bangka Belitung akan habis dibabat para pemain ilegal,” katanya dengan nada keras.
Agus menilai bahwa mekanisme hukum telah lumpuh karena oknum-oknum kuat berada di balik operasi tambang ilegal bernilai triliunan rupiah.
“Kalau aparat berseragam saja bisa ditodong, bagaimana dengan rakyat kecil? Ini bukan sekadar tambang ilegal, ini pembangkangan terhadap negara,” ujarnya.
“Saya Hanya Makan Singkong, Mereka Makan Negara”
Dengan nada sinis, Agus menegaskan bahwa dirinya tidak punya kekuatan apa-apa dibanding para pelaku.
“Saya cuma makan singkong campur sambal. Tapi mereka makan negara, makan masa depan rakyat. Dan ketika saya bicara jujur, saya bisa hilang kapan saja. Itulah Banbel hari ini,” tandasnya.
Desakan Terakhir: Berantas, Bongkar, Jangan Biarkan Negara Kalah!
Agus menutup pernyataannya dengan ultimatum moral:
“Bangka Belitung bukan milik mafia. Negara harus hadir. Siapa pun jenderal atau oknum yang membeking tambang ilegal, harus diseret ke permukaan. Jangan sampai publik melihat bahwa negara kalah oleh seragam yang disalahgunakan.
(Red)


















