Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita

Raden Teguh Firmansyah Soroti Bayang-Bayang Politik Azwar Anas di Pemerintahan Ipuk

10
×

Raden Teguh Firmansyah Soroti Bayang-Bayang Politik Azwar Anas di Pemerintahan Ipuk

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Detiksatu.id | Banyuwangi – Tidak berhenti-hentinya Aktivis Filsafat Logika Berpikir, Raden Teguh Firmansyah, kembali melontarkan kritik tajam terhadap kepemimpinan Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, yang dinilai gagal menunjukkan perubahan nyata dalam sistem birokrasi pemerintahan.

Menurut Raden, sejak awal masa kepemimpinan Ipuk, yang tampak justru pencitraan dan kegiatan seremonial, bukan tindakan nyata dalam memperbaiki tatanan birokrasi dan arah kebijakan daerah.

Example 300x600

“Kepemimpinan sejati bukan soal panggung, baliho, dan seremoni. Tapi soal keberanian melihat kenyataan, menata sistem, dan menegakkan logika kebenaran di atas kepentingan,” ujar Raden di Banyuwangi, Selasa (15/10/2025).

Lebih jauh, Raden menilai bahwa arah kebijakan Ipuk masih berada dalam bayang-bayang politik suaminya, mantan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, yang kini menduduki jabatan di pemerintahan pusat.

“Yang memimpin bukan ide seorang bupati, tapi pikiran warisan. Banyuwangi seakan tak pernah benar-benar dipimpin oleh pemikiran baru. Ini bukan regenerasi, tapi replikasi,” tegasnya.

Raden juga menyindir keras sikap Bupati Ipuk yang hingga kini tidak pernah berani meninjau langsung kondisi alam di kawasan Tambang Emas Tujuh Bukit (Tupang Pitu), tempat luka ekologis dan sosial terus menganga.

“Mengapa Bupati takut melihat Tupang Pitu? Takut pada kebenaran? Takut pada suara alam yang hancur? Gunung itu porak-poranda, air mengering, dan rakyat tak pernah tahu ke mana larinya manfaat tambang itu. Kalau benar pembangunan untuk rakyat, tunjukkan datanya, bukan diam dalam pencitraan,” ujar Raden lantang.

Ia menegaskan bahwa Tupang Pitu bukan simbol kemajuan, tapi cermin pengkhianatan terhadap bumi dan rakyat Banyuwangi.

“Bupati boleh berbicara tentang investasi dan kemakmuran, tapi di lapangan yang tampak hanyalah kesengsaraan. Alam rusak, rakyat tak sejahtera, dan birokrasi terbelenggu dalam kebisuan,” tambahnya.

Dalam penutupnya, Raden menyerukan agar rakyat Banyuwangi tidak lagi terpukau oleh pencitraan semu.

“Banyuwangi tidak butuh pewaris kekuasaan, tapi pelayan kebenaran. Pemimpin sejati tidak takut melihat luka bumi, justru berdiri di sana, bersama rakyat, untuk menyembuhkannya.”

Tentang Raden Teguh Firmansyah Aktivis Filsafat Logika Berpikir yang dikenal karena kritiknya yang tajam dan reflektif terhadap kekuasaan. Ia menegaskan pentingnya berpikir logis, berani, dan berjiwa rakyat dalam menghadapi kemunafikan kebijakan publik.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *