Jakarta, Detiksatu.id – Polri menggelar Upacara Hari Bhayangkara ke-79 di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Selasa, 1 Juli 2025. Dalam kegiatan tersebut dihadiri oleh ribuan orang mulai dari kelompok tani hingga elemen masyarakat luas.
1. Dihadiri ribuan orang
Dari informasi yang dihimpun, Upacara Hari Bhayangkara dihadiri oleh personel Polri sebanyak 4.830 personel. Kemudian, potensi masyarakat 3.795 orang
Kelompok Tani/MBG 1.035 orang.
Sehingga, jumlahnya sebanyak 9.660 orang. Sejumlah rangkaian kegiatan pun disiapkan untuk masyarakat dalam puncak peringatan HUT Polri tersebut.
2. Aksi terjun payung
Dalam kegiatan tersebut ditampilkan sejumlah aksi oleh personel Kepolisian, salah satunya adalah terjun payung.
Dalam pantauan langsung di Monas, terlihat ada penerjun Polri yang membentangkan kain besar bergambar Presiden Prabowo Subianto.
Selain itu, penerjun Polri juga ada yang membawa Bendera Sang Saka Merah Putih hingga Tri Brata Polri.
3. Aksi robot K9
Tak hanya terjun payung, aksi robot anjing pelacak atau K9 beratribut Polri juga memeriahkan puncak Hari Bhayangkara ke-79 di Monas.
Dalam penampilan di Upacara Hari Bhayangkara robot dog K9 melakukan simulasi pengamanan antisipasi bom yang dilakukan jajaran kepolisian. Hal itu dilakukan di hadapan Presiden Prabowo Subianto.
Pantauan secara langsung di lokasi, kehadiran dari robot dog K9 diawali dengan aksi simulasi pembajakan sebuah mobil bermuatan radioaktif yang dilakukan komplotan penjahat.
Setelah aksi kejar-kejaran berlangsung, akhirnya petugas berhasil menghadang para penjahat tersebut. Sampai akhirnya, unit robot dog K9 pun diturunkan dari drone yang diterbangkan ke titik lokasi.
4. 30 Robot Canggih diperkenalkan
Polri resmi memperkenalkan 30 unit robot canggih dalam defile syukuran Hari Bhayangkara ke-79.
Puluhan robot itu terdiri dari 10 robot humanoid, 13 robodog (quadruped), dan tujuh robot penjinak bom. Hal ini menandai dimulainya Fase Sosialisasi & Demonstrasi Publik menuju transformasi digital Polri.
“Robot-robot ini dirancang untuk fungsi spesifik, humanoid berfokus pada interaksi publik dan edukasi, robodog untuk pemantauan area kompleks serta deteksi bahaya, sementara robot penjinak bom menyasar penanganan bahan peledak di lokasi berisiko,” kata Irwasum Polri Komjen Dedi Prasetyo.
Dalam hal ini, Polri menyatakan ada tiga pilar utama dalam pengembangan robotik, prinsip non-militer fokus layanan publik, transparansi pelaporan perkembangan berkala, dan kemanusiaan robot sebagai pendukung personel.
“Kehadiran robot masih bersifat demonstratif dan edukatif. Kami sedang menyesuaikan kebutuhan lapangan dengan teknologi. Robot adalah mitra strategis, bukan pengganti peran manusia,” ujar Dedi.
Kehadiran robot dalam peringatan ini bersifat simbolis sebagai wujud komitmen Polri terhadap transformasi digital. Semua unit masih dalam pengembangan dan belum berstatus operasional, namun menjadi penanda awal menuju smart policing yang berorientasi pada keselamatan warga dan efisiensi tugas.
(Red/Rezha LDD)