Morowali-Detiksatu.id//Pohon eboni, khas Desa Sakita, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, kini berjajar rapi di tepi jalan yang telah dibeton. Kehadiran pohon endemik yang dijuluki “pohon hitam” ini semakin gagah berkat kerja keras prajurit TNI melalui program TMMD ke-123 Kodim 1311/Morowali.
Matahari sore mulai condong ke barat, menghangatkan tubuh yang lelah. Angin berhembus, menggerakkan dahan dan daun-daun eboni. Letkol Inf Alzaki, Komandan Satgas TMMD ke-123, menyaksikan pemandangan ini dengan takjub. “Alhamdulillah, jalan setapak yang dulu hanya bisa dilalui motor, kini telah berubah menjadi jalan beton sepanjang 800 meter. Jembatan sepanjang 25 meter juga telah berdiri kokoh di seberang sungai,” ujarnya.
Dulu, warga dan anak sekolah harus menyeberangi sungai deras dengan berpegangan pada tali tambang. Kini, mereka bisa berjalan dengan aman. Hasil kebun seperti pala dan cengkeh pun bisa diangkut menggunakan kendaraan roda empat. “Semoga akses ini terus diperpanjang untuk kesejahteraan masyarakat,” harap Letkol Alzaki.
Tak hanya sektor pertanian, pariwisata juga akan terdongkrak. Wisata Air Terjun Sakita, yang sebelumnya sulit dijangkau, kini siap menyambut pengunjung.
Pembangunan di 8 Desa: Tanah yang Tak Pernah Tidur
Di puncak Ketinggian Vera, Letkol Alzaki menghirup udara segar sambil tersenyum. Jalan sepanjang 9,6 kilometer di Desa Bente sebentar lagi akan terhubung dengan Desa Bahoruru. Tak hanya dua desa ini, program TMMD juga menyentuh 6 desa lainnya: Ipi, Sakita, Lamberea, Bungi, Bahomohoni, dan Matansala.
Setiap meter jalan yang dibuka bukan sekadar infrastruktur, melainkan jalur kehidupan. “Setiap keputusan harus akurat. Cek, re-cek, dan check again,” tegas Letkol Alzaki, lulusan terbaik Akmil 2004.
Dia berdiri di titik yang dulu hanya semak belukar. Kini, jalan terbentang siap dilalui roda masa depan. “Pekerjaan ini sempurna!” ujarnya penuh syukur, sambil mengacungkan jempol pada Letda Inf Irfan yang mendampingi pembangunan.
Perjuangan di Balik Pembangunan
Namun, senyum Letkol Alzaki sempat meredup saat mengingat perjuangan sebulan lalu. Pengangkutan puluhan ribu liter BBM untuk 17 alat berat harus menembus medan berat: jalan sempit, berlumpur, dan berbatu. Bahkan, pengiriman BBM yang dimulai pukul 8 malam baru tiba pukul 12 malam.
Tantangan bertambah karena dua pertiga pelaksanaan TMMD berlangsung di bulan Ramadhan. Namun, semangat warga tak surut. Mereka rela membawa jerigen BBM dengan sepeda motor, menembus malam dan lumpur, demi memastikan alat berat tetap bekerja.
Air Bersih, Anugerah Baru
Lima sumur dan MCK berhasil dibangun. Air bersih kini mengalir deras, menggantikan kebiasaan warga yang dulu harus mandi dan mengambil air dari sungai keruh. “Selama ini, kami mandi di sungai. Bahkan saat melahirkan, suami saya harus mencari air bersih tengah malam. Hari ini, semua berubah,” ujar Bu Saharna di Desa Bente.
Di Desa Bahomohoni, air bersih juga mengaliri lahan hortikultura seluas 11 hektare, yang menjadi sumber kesejahteraan baru. Hasil panen tak hanya untuk konsumsi, tetapi juga mendukung industri lokal dan program Dapur Sehat yang menyediakan makanan bergizi gratis bagi warga.
Rumah Baru, Harapan Baru
Di Dusun Kajuko’o, Umrah memandang rumah barunya dengan haru. Malam ini, anak-anaknya akan tidur di rumah sungguhan. Begitu pula Ibu Indo Ogi, yang rumah lamanya hangus terbakar setahun lalu. “Saya pikir hidup kami akan berakhir di tenda darurat. Tapi Allah mengirim tentara,” ujarnya sambil menangis.
Enam rumah telah berdiri, memberikan ruang hidup yang layak bagi enam keluarga. Letkol Alzaki pun bersyukur, mengingat perjuangan para personel Satgas yang bekerja tanpa kenal lelah, bahkan di bulan Ramadhan.
Dukungan dari Semua Pihak
Bupati Morowali, Iksan Baharudin Abdul Rauf, mengapresiasi kinerja Satgas TMMD. “Terima kasih atas pembangunan ini, yang akan mendukung distribusi hasil pertanian warga,” ujarnya.
Dukungan serupa datang dari Danrem 132/Tadulako, Brigjen TNI Deni Gunawan, yang menyatakan program TMMD sejalan dengan visi Presiden dalam program asta cita, termasuk penguatan pembangunan desa dan pemberantasan kemiskinan.
Pangdam XIII/Merdeka, Mayjen TNI Suhardi, juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat. “Morowali adalah daerah strategis dengan potensi besar, terutama dalam proyek hilirisasi sumber daya alam,” tegasnya.
Inovasi MMIDF: Prajurit Menanam
Di lahan seluas 7 hektare, prajurit dan Persit Kodim menciptakan Morowali Military Integrated Demonstration Farm (MMIDF). Mereka mengubah rawa menjadi kolam ikan, menanam padi, anggur, dan memelihara ayam petelur.
“Kami mungkin bukan petani profesional, tapi kami belajar. Menjaga negeri tak hanya lewat senapan, tapi juga lewat panen,” ujar Praka Alifudin.
MMIDF bukan sekadar proyek ketahanan pangan, melainkan pusat inovasi terintegrasi, dari pembibitan hingga distribusi. Gazebo dan jalan kecil pun dibangun untuk kenyamanan warga.
Apresiasi dari KASAD
Keharuan memuncak saat KASAD, Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, menutup kegiatan TMMD ke-123. “TMMD adalah bentuk nyata kolaborasi TNI dan rakyat untuk pemerataan pembangunan,” ujarnya.
Bagi Letkol Alzaki, pengakuan dari KASAD dan manfaat yang dirasakan warga adalah puncak dari semua perjuangan ini. “Inilah arti sebenarnya dari pengabdian,” tutupnya penuh syukur.
Penulis: Letkol Inf Alzaki, SE, MM, MBA, MMAS
Dansatgas TMMD ke-123 Kodim 1311/Morowali